Tuesday, January 17, 2012

Benarkah AC Bikin Orang Mudah Pilek?

Benarkah AC Bikin Orang Mudah Pilek?

img (Foto: thinkstock)
Saat berada di ruangan yang dingin dan ber-AC biasanya seseorang sering terkena pilek. Lalu benarkah kabar bahwa AC bisa membuat seseorang lebih mudah terkena pilek? Beberapa orang percaya bahwa penurunan temperatur yang terjadi secara tiba-tiba bisa mempengaruhi sistem kekebalan tubuh seseorang, sehingga membuat orang lebih mudah terkena penyakit seperti pilek. "Pilek dan penyakit pernapasan lainnya memang selalu dihubungkan dengan udara dingin. Tapi udara dingin bukanlah penyebabnya, melainkan virus," ujar Dr Ujwala Kaza, seorang ahli alergi imunologi dari New York University Langone Medical Center, seperti dikutip dari NYTimes, Kamis (28/7/2011). Meski begitu peneliti dari Cardiff University di Wales mengatakan kemungkinan ada kontribusi dari AC terhadap infeksi saluran pernapasan. Hal ini karena AC mengekstrak kelembaban dari udara yang bisa mengeringkan lendir pelindung yang melapisi hidung, sehingga memberikan kesempatan bagi virus atau bakteri untuk berkembang biak di hidung. Selain itu AC yang tidak dibersihkan secara teratur juga bisa menjadi penyebab, karena AC akan menjadi tempat berkumpulnya mikroorganisme seperti bakteri, virus atau jamur yang nantinya dapat dilepaskan ke udara. Studi yang dilakukan tahun 2004 terhadap 920 perempuan dewasa menemukan bahwa orang yang bekerja di kantor dengan AC sentral memiliki tingkat lebih tinggi untuk tidak masuk kerja karena sakit dan kunjungan ke dokter THT (telinga hidung tenggorokan) yang lebih sering. Sedangkan studi tahun 1998 yang dilakukan terhadap 800 pekerja kantoran juga menemukan gejala penyakit lebih banyak muncul pada pekerja yang memiliki kantor ber-AC dibanding dengan pekerja di kantor berventilasi alami. Sedangkan gejala pilek yang muncul seperti hidung berlendir dan mata berair adalah salah satu respons tubuh terhadap udara dingin. Respons ini berguna untuk membantu mencegah keringnya lapisan mulut dan hidung. Untuk mencegah penyakit akibat udara dingin, usahakan membersihkan AC secara teratur, tetap mengonsumsi air putih yang cukup meski tidak terasa haus agar tubuh tidak dehidrasi dan mencegah kekeringan serta sesekali keluarlah dari ruangan yang dingin untuk beberapa saat. 

sumber http://www.detikhealth.com/read/2011/07/28/164201/1691648/766/benarkah-ac-bikin-orang-mudah-pilek

Benarkah Madu Lebih Sehat Dibanding Gula?

Benarkah Madu Lebih Sehat Dibanding Gula?

AN Uyung Pramudiarja - detikHealth
<p>Your browser does not support iframes.</p>
img foto: Thinkstock
Jakarta, Berabad-abad lamanya, madu diyakini sebagai obat mujarab di berbagai tradisi di seluruh dunia. Ada yang menggunakannya sebagai obat, ada juga yang menjadikannya resep untuk awet muda. Benarkah madu aman dan bermanfaat untuk siapapun? Manfaat mengkonsumsi madu memang sangat berlimpah, namun bukan berarti tidak ada risiko sama sekali. Pada beberapa kondisi, madu tidak memberikan manfaat lebih dan bahkan ada kalanya malah menyebabkan penyakit yang bisa mengancam jiwa. Untung rugi mengkonsumsi madu bila dibandingkan dengan gula antara lain sebagai berikut, seperti dikutip dari Livestrong, Rabu (23/2/2011). 1. Madu berkhasiat obatSebuah penelitian yang dimuat di Archives of Pediatrics and Adolescent Medicine tahun 2007 membuktikan khasiat madu dalam mengatasi batuk pada anak umur 2-18 tahun. Pemberian sesendok madu setiap malam menjelang tidur efektif mengatasi infeksi saluran napas yang menyebabkan batuk. Khasiat lainnya adalah kandungan antioksidan, yang menjaga sel-sel tubuh dari kerusakan akibat efek penuaan. Oleh karena itu, tidak salah jika ada yang menganggap madu adalah resep mujarab bagi yang ingin awet muda. 2. Madu memberikan lebih banyak energiDalam jumlah yang sama, satu sendok teh madu mampu memberikan energi lebih banyak yakni sekitar 21 kalori sementara gula hanya 15 kalori. untuk menghasilkan tingkat rasa manis yang sama, madu juga hanya perlu diberikan dalam jumlah yang lebih sedikit dibandingkan gula. Bukan hanya kalori dan rasa manis, madu juga kaya akan kandungan vitamin terutama B-1, B-2, B6 dan C. Selain itu madu juga mengandung mineral seperti kalsium, posphor, kalium, zinc dan tembaga dengan komposisi yang berbeda tergantung jenis madunya. 3. Madu bukan pengganti gula untuk diabetesSama seperti gula, madu juga dapat meningkatkan kadar gula darah pada pengidap diabetes sehingga tidak boleh dikonsumsi berlebihan. Dikutip dari Mayo Clinic, belum ada bukti ilmiah bawa madu punya manfaat lebih sebagai pengganti gula bagi pengidap diabetes. 4. Madu tidak baik untuk bayiMeski pada umumnya aman bagi siapapun, madu tidak dianjurkan bagi bayi usia kurang dari 1 tahun. Risiko pemberian madu pada anak usia tersebut adalah botulisme yang mematikan, karena bakteri clostridium yang ada pada madu mudah berkembang biak di perut bayi 

http://www.detikhealth.com/read/2011/02/23/110459/1576938/766/benarkah-madu-lebih-sehat-dibanding-gula?lbbank

Sisakan Sampah Makanan di Meja Jika Tidak Ingin Gemuk

Sisakan Sampah Makanan di Meja Jika Tidak Ingin Gemuk

AN Uyung Pramudiarja - detikHealth

img foto: Thinkstock
Saat ngemil, sampahnya jangan buru-buru dibersihkan jika terasa masih lapar. Menurut penelitian, sampah berupa kulit kacang atau bungkus makanan yang berserakan bisa memangkas kalori hingga 40 persen karena nafsu makannya berkurang. Masih terkait dengan kulit kacang, para ahli lebih menganjurkan untuk ngemil kacang yang masih ada kulitnya. Di pasaran banyak dijual kacang yang sudah dikupas, namun kacang garing yang masih ada kulitnya lebih bagus untuk ngemil karena akan menyisakan sampah. Para peneliti dari Eastern Illinois University menyebut pengaruh sampah terhadap pola makan sebagai 'pistachio effect'. Pada prinsipnya, efek ini membuat sampah-sampah tersebut sebagai pengingat visual untuk mempercepat rasa kenyang agar berhenti ngemil. "Ngemil kacang yang masih ada kulitnya memberi 2 keuntungan. yang pertama jadi agak repot, yang kedua sampahnya bisa jadi pengingat yang akan membatasi asupan kalori," ungkap salah seorang peneliti, James Painter seperti dikutip dari Mirror, Rabu (20/7/2011). Teori ini bukan hanya sebatas dugaan karena dalam penelitiannya, Painter membuktikannya lewat sebuah eksperimen. Sebanyak 140 mahasiswa dilibatkan, sebagian diberi cemilan kacang yang sudah dikupas dan sisanya diberi kacang yang masih ada kulitnya. Kelompok mahasiswa yang ngemil kacang tanpa kulit tercatat mendapat tambahan rata-rata 211 kalori/hari dari cemilannya tersebut. Sementara yang mendapat kacang berkulit, total asupan rata-ratanya adalah 125 kalori/hari atau 40 persen lebih rendah. Menurut Painter, efek yang sama tidak hanya terjadi pada kacang, melainkan segala jenis makanan ringan yang serinng menjadi pemicu kegemukan. Untuk jenis makanan lain, kemasan plastiknya juga bisa menjadi pengingat visual yang akan menurunkan nafsu makan sumber 

http://www.detikhealth.com/read/2011/07/20/133859/1685171/763/sisakan-sampah-makanan-di-meja-jika-tidak-ingin-gemuk?lbbank

Kompres Panas atau Dingin? Lihat Dulu Cederanya

Kompres Panas atau Dingin? Lihat Dulu Cederanya

img (Foto: thinkstock)
Saat mengalami cedera atau peradangan, kadang orang bingung apakah harus dikompres panas atau dingin. Untuk itu ketahui kapan suatu cedera harus dikompres dingin atau panas. Mengompres cedera dengan menggunakan bantalan panas atau dingin telah digunakan masyarakat selama berabad-abad. Tapi ada aturan tertentu mengenai penggunaannya karena kedua kompres tersebut jelas-jelas berlawanan. Untuk itu ketahui kapan suatu cedera bisa diatasi dengan menggunakan kompres dingin atau panas, seperti dikutip dari Orthopedics.about.com, Selasa (26/7/2011) yaitu: Kompres dingin dengan es 1. Pengobatan kompres dingin paling sering digunakan untuk mengatasi cedera yang baru terjadi (akut) atau tiba-tiba. Jika cedera baru terjadi (dalam waktu 48 jam terakhir) yang lalu timbul pembengkakan, maka bisa mengompresnya dengan es. Hal ini karena es bisa membantu meminimalkan pembengkakan di sekitar cedera dan mengontrol nyeri. 2. Kompres es juga bisa digunakan untuk keseleo pergelangan kaki, cedera berlebihan pada atlet atau luka memar. Es akan membatasi aliran darah sehingga menimbulkan mati rasa yang membantu mengurangi tekanan dalam tubuh dan rasa sakit. 3. Jangan letakkan es langsung pada luka, tapi tempatkan dalam kantong plastik atau handuk, baru diterapkan pada luka. Letakkan kompres pada luka, jika kulit berwarna pink cerah maka angkat kompres dan letakkan kembali setelah warna kulit kembali normal. Sebaiknya digunakan dalam jangka waktu 20 menit, karena jika terlalu lama bisa menyebabkan radang dingin. Kompres panas atau hangat 1. Penggunaan kompres panas biasanya untuk luka lama, kondisi kronis yang mana bisa membantu membuat rileks, mengurangi tekanan pada jaringan serta merangsang aliran darah ke daerah tersebut. Serta bukan untuk cedera akut atau yang tiba-tiba. 2. Sebaiknya kompres panas dilakukan sebelum melakukan kegiatan dan jangan digunakan setelah aktivitas. Hal ini karena jika sebelum aktivitas akan membantu daerah tersebut menjadi rileks dan mengatur aliran darah sehingga siap untuk melakukan aktivitas. 3. Kompres ini bisa menggunakan bantal pemanas atau handuk hangat. Bila menggunakan alat pemanas sebaiknya berhati-hati, kalau perlu gunakan pelapis sehingga pemanas tidak langsung mengenai kulit dan jangan pernah meninggalkan kompres dalam jangka waktu lama seperti saat tidur. Sebaiknya menggunakan kompres panas selama 20 menit 

Sumber http://www.detikhealth.com/read/2011/07/26/160341/1689800/766/kompres-panas-atau-dingin-lihat-dulu-cederanya

Makan dengan Menu yang Sama Tiap Hari Bikin Cepat Kurus

Makan dengan Menu yang Sama Tiap Hari Bikin Cepat Kurus

img foto: Thinkstock
Washington, Banyak orang mencoba diet namun gagal meski sudah mengubah-ubah menu makan. Menurut penelitian, kuncinya justru ada pada menu makan karena jika dalam seminggu menunya tidak diganti maka porsi makan akan berkurang dengan sendirinya. Secara naluriah, manusia punya 2 alasan untuk makan dengan porsi lebih besar yakni karena lapar dan karena makanannya enak. Faktor lapar tidak bisa dilawan karena merupakan sinyal bahwa tubuh perlu energi, sementara faktor enak bisa diakali. Menurut sebuah penelitian di Washington State University, habituasi atau kebiasaan memakan suatu makanan mempengaruhi persepsi tentang rasa enak. Sama seperti efek obat, jika terlalu sering dikonsumsi maka lama-kelamaan efeknya makin berkurang. Hal yang sama juga terjadi pada makanan enak, yang dalam penelitian ini dicontohkan dengan makaroni dan keju. Pada 32 partisipan yang dikondisikan untuk mengonsumsi makaroni dan keju tiap hari, setelah seminggu tidak lagi terasa enak sehingga porsinya akan berkurang 100 kalori. Lain halnya dengan 32 partisipan lain yang hanya diberi makaroni dan keju sebagai selingan. Meski sama-sama diberikan selama seminggu, karena setiap hari diselang-seling dengan makanan lain maka pada akhir penelitian porsi makaroni dan keju yang dikonsumsi justru naik 30 kalori. "Meal monotony atau pemberian menu makan yang sama setiap hari terbukti bisa mengurangi asupan kalori. Trik ini cukup efektif, tinggal dipadukan dengan konsep nutrisi yang seimbang," ungkap sang peneliti, Shelley McGuire seperti dikutip dari Foxnews, Sabtu (23/7/2011). Menurut McGuire, pemberian menu makan yang monoton akan memicu habituasi sehingga seseorang akan mulai kehilangan persepsi tentang rasa. Dalam pengertian yang lebih mudah, makan dengan makanan yang sama setiap hari akan membuat orang bosan sehingga porsinya akan berkurang dengan sendirinya

Manusia Kini Hidup Terlalu Bersih, Tubuh Jadi Kurang Kebal

Manusia Kini Hidup Terlalu Bersih, Tubuh Jadi Kurang Kebal

img (Foto: thinkstock)
North Carolina, Seorang profesor biologi mengatakan hidup manusia kini terlalu bersih yang membuat sistem kekebalan tubuh mengalami disorientaasi. Akibatnya tubuh bereaksi berlebihan terhadap zat-zat sehari-hari yang sebenarnya tidak berbahaya, seperti debu rumah. Rob Dunn, seorang profesor biologi terkemuka percaya masa depan yang sehat terletak pada apa yang dia sebut 'kembali ke alam liar tubuh kita'. Dalam buku barunya, Prof Dunn mendorong pembacanya untuk mengadopsi pendekatan radikal ke 'hipotesis kebersihan'. Gagasan ini menunjukkan bahwa hidup kita telah menjadi terlalu bersih dan ini membuat sistem kekebalan tubuh menjadi rentan. "Ini menyebabkan kenaikan dalam respons alergi yang serius seperti asma serta penyakit autoimun termasuk penyakit Crohn (radang usus kronis) dan rheumatoid arthritis," jelas Prof Rob Dunn dari North Carolina State University, seperti dilansir Dailymail, Selasa (26/7/2011). Prof Dunn menunjukkan beberapa bukti penelitian yang mendukung hipotesis kebersihannya. Dalam sebuah studi terhadap 1.400 anak-anak awal tahun ini, para peneliti di Yale University AS, menemukan bayi yang menerima antibiotik memiliki risiko 70 persen lebih tinggi menderita asma pada masa kanak-kanak. Risiko asma ini mungkin disebabkan oleh fakta bahwa antibiotik menghilangkan bakteri secara sangat luas, baik bakteri baik maupun bakteri jahat dalam tubuh bayi. Hal ini akhirnya dapat menghalangi sistem kekebalan tubuh bayi yang belum matang dari patokan sehat. Menurut Prof Dunn, sebelum penggunaan antibiotik dan hidup dalam lingkungan yang sangat bersih, kekebalan tubuh manusia bisa digunakan untuk bakteri dan belajar mengabaikan ancaman yang tidak berbahaya. Namun, ketika tubuh tumbuh dan berkembang di lingkungan yang sangat higienis, sistem kekebalan tubuh dapat bereaksi secara berlebihan terhadap provokator kecil, seperti bakteri tingkat rendah yang tidak berbahaya. "Kita harus meyakinkan tubuh kita bahwa mereka masih dalam keadaan alami seperti nenek moyang kita yang menjelajahi hutan yang banyak kuman dan tinggal di gubuk-gubuk tidak sehat. Kita dapat melakukan ini dengan memiliki cacing hidup di usus kita," jelas Prof Dunn. Usulan memiliki cacing di usus, meski kedengarannya aneh dan menjijikkan, tapi ilmuwan di seluruh dunia mengambil ide ini sangat serius. Argumen Profesor Dunn terinspirasi oleh Joel Weinstock, seorang peneliti medis di Tufts University, AS, yang melihat negara di mana Crohn menjadi umum di tempat-tempat yang diketahui cacingan telah menjadi langka. Weinstock melakukan tes yang hasilnya menunjukkan bahwa ketika ia menempatkan cacing parasit di dalam sistem percernaan tikus, hal tersebut bisa menghentikan tikus mengalami penyakit iritasi usus besar. Weinstock juga mencobanya pada 29 manusia yang menderita Crohn pada tahun 1999. Setiap orang diberi segelas telur cacing cambuk, yang biasanya hidup dalam usus babi. Meskipun strain cacing ini tidak akan mampu berkembang biak dalam tubuh manusia, tetapi Weinstock berharap hal ini bisa mendorong tubuh manusia untuk merespons kehadiran parasit ini. Hasilnya setelah 4 minggu kemudian, semua pasien kecuali 1 orang mendapatkan hasil yang lebih baik dan 21 diantaranya berada pada tahap pemulihan. Sejak itu, penelitian lain telah menemukan bahwa ketika diobati dengan cacing, orang dengan penyakit radang usus dapat membaik dan tikus diabetes dapat kembali normal tingkat glukosa darahnya. Satu teori bahwa selama ribuan tahun evolusi, sistem kekebalan tubuh manusia terbiasa dengan cacing. Jadi jika seseorang membuatnya keluar dari tubuh, sistem kekebalan tubuh berjalan liar karena tidak ada yang bekerja melawannya. Teori lain adalah bahwa cacing parasit dalam usus dapat menghasilkan senyawa yang menekan sistem kekebalan tubuh. Ini mungkin membuat tubuh berevolusi untuk bergantung setidaknya pada tingkat rendah senyawa cacing yang dihasilkan untuk menjaga mereka berjalan dalam batas normal 

Sumber http://www.detikhealth.com/read/2011/07/26/111301/1689456/763/manusia-kini-hidup-terlalu-bersih-tubuh-jadi-kurang-kebal.

Membedakan Madu Murni atau Palsu ala Orang Thailand

Membedakan Madu Murni atau Palsu ala Orang Thailand

img (Foto: thinkstock)
Bangkok, Sebagian orang meyakini membedakan madu murni dan palsu bisa dengan melihat apakah cairan itu dikerubungi semut atau tidak. Namun, menurut orang Thailand hal itu salah. Madu murni punya beberapa ciri. "Memang semut besar tidak mau madu murni, tapi semut kecil yang tidak bisa dilihat mata, pasti mengerubungi madu itu," tutur seorang guide di sebuah ruangan khusus di Royal Nine Residence, Bangkok, Thailand kepada rombongan Familiarization Trip Corporate and Media Partner Garuda Indonesia Holidays, Selasa (26/7/2011). Kesimpulan itu tidak mengada-ada tapi berdasarkan penelitian ilmiah. Dari serangkaian ujicoba, madu murni tetap dikerubungi semut-semut kecil saat dibiarkan di ruang terbuka. Guide itu kemudian menunjukkan gambar bentuk semut kecil di sekitar madu murni dengan perbesaran berkali-kali lipat. Bagaimana cara membedakannya? 1. Membedakan madu murni dan palsu bisa dengan mencampur madu dengan air. Madu murni tidak akan bercampur dengan air. Sebaliknya untuk madu palsu. "Madu (murni) dan air seperti minyak, sendiri-sendiri atau terpisah. Tidak mau campur," katanya. Jika madu dan air ditaruh dalam piring dan digoyang-goyang, maka madu murni membentuk pola laiknya sarang lebah. Sementara, madu palsu tidak membentuk pola apa pun. Bahkan menyatu dengan air. 2. Madu murni jika diambil dengan sendok dan dijatuhkan dari ketinggian tertentu sekitar 30 cm, maka alirannya tidak terputus. Itu karena madu murni memang sangat kental, tidak pecah oleh gerak dan angin kecil. 3. Jika mencicipi madu murni, madu tersebut agak sulit ditelan karena menggumpal seperti bubur, rasanya tidak terlalu manis, dan saat ditelan tercium aroma bunga. "Madu murni ini telah mendapatkan sertikasi ISO, FDA (AS), Kementerian Kesehatan Thailand, dan dijamin halal," katanya sembari menjelaskan bahwa Royal Nine Resident juga memroduksi Royal Jelly dan sejenis wijen yang dihasilkan dari persinggahan madu ke bunga. Ketiganya diyakini mampu mencegah penuaan dini, menjaga vitalitas, dan mengobati beragam penyakit. Untuk paket selama setahun dijual lebih dari 13 ribu Baht atau setara Rp 3,5 juta, untuk paket 6 bulan seharga lebih dari 8 ribu Baht atau setara Rp 2,5 juta. Seperti dilansir dari Livestrong ada beberapa khasiat jika mengonsumsi madu: 1. Madu berkhasiat obat Sebuah penelitian yang dimuat di Archives of Pediatrics and Adolescent Medicine tahun 2007 membuktikan khasiat madu dalam mengatasi batuk pada anak umur 2-18 tahun. Pemberian sesendok madu setiap malam menjelang tidur efektif mengatasi infeksi saluran napas yang menyebabkan batuk. Khasiat lainnya adalah kandungan antioksidan, yang menjaga sel-sel tubuh dari kerusakan akibat efek penuaan. Oleh karena itu, tidak salah jika ada yang menganggap madu adalah resep mujarab bagi yang ingin awet muda. 2. Madu memberikan lebih banyak energi Dalam jumlah yang sama, satu sendok teh madu mampu memberikan energi lebih banyak yakni sekitar 21 kalori sementara gula hanya 15 kalori. untuk menghasilkan tingkat rasa manis yang sama, madu juga hanya perlu diberikan dalam jumlah yang lebih sedikit dibandingkan gula. Bukan hanya kalori dan rasa manis, madu juga kaya akan kandungan vitamin terutama B-1, B-2, B6 dan C. Selain itu madu juga mengandung mineral seperti kalsium, posphor, kalium, zinc dan tembaga dengan komposisi yang berbeda tergantung jenis madunya sumber http://www.detikhealth.com/read/2011/07/27/120620/1690423/766/membedakan-madu-murni-atau-palsu-ala-orang-thailand

Mengontrol Berat Badan dengan Cara Sarapan

Mengontrol Berat Badan dengan Cara Sarapan

img (Foto: thinkstock)
Orang kadang malas atau tidak sempat melakukan sarapan setiap harinya. Tapi sebaiknya tidak meninggalkan sarapan, karena sarapan bisa membantu mengontrol berat badan. Sarapan adalah makanan yang dikonsumsi di pagi hari. Hal ini karena pada saat tidur tubuh tetap beraktifitas dan membakar 500-600 kalori, maka pada pagi harinya tubuh butuh asupan kalori kembali. Saat sarapan tubuh kita perlu 25% dari kebutuhan kalori per hari. "Mengonsumsi sarapan yang sehat secara teratur bisa membantu menurunkan berat badan berlebih dan mempertahankan berat badan yang ideal," ujar Katherine Zeratsky, RD, LD, selaku ahli nutrisi di Mayo Clinic, seperti dikutip dari Mayoclinic, Kamis (14/7/2011). Zeratsky menuturkan sarapan yang sehat bisa mengurangi rasa lapar sehingga lebih mudah menghindari makan berlebih atau cemilan yang tidak sehat. Tapi jika tidak sarapan, maka cenderung merasa lapar terus menerus sehingga ia akan lebih banyak makan dan mengemil. Selain itu melewatkan sarapan bisa meningkatkan respons insulin tubuh yang nantinya meningkatkan penyimpanan lemak dan berat badan. Karenanya melewatkan sarapan bisa meningkatkan risiko obesitas. Sarapan juga bisa memberi energi sehingga meningkatkan aktivitas fisik saat siang hari dan mengisi ulang glikogen yang berfungsi memasok gula darah (glukosa). Serta mengganggu pengaturan keseimbangan hormon seperti hormon pertumbuhan, hormon insulin dan hormon serotonin. Sayangnya banyak orang yang melewatkan sarapan di pagi hari dan cenderung mengganti sarapannya dengan makan cemilan yang kadar gula, garam dan karbohidratnya tinggi. Kondisi ini tidak membuat berat badan seseorang berkurang, tapi justru akan semakin bertambah. "Jika Anda melewatkan sarapan karena ingin menghemat waktu atau kalori, sebaiknya cobalah dipertimbangkan kembali terutama untuk Anda yang sedang mencoba mengontrol berat badan,"

Smartphone Bisa Bikin Mata Cepat Rusak

Smartphone Bisa Bikin Mata Cepat Rusak

img (Foto: thinkstock)
New York City, Penggunaan smartphone tampaknya semakin umum di kalangan masyarakat Indonesia. Tapi berhati-hati, penelitian baru menunjukkan smartphone bisa membuat mata pemiliknya cepat rusak. Penelitian baru menunjukkan orang-orang yang membaca pesan teks atau browsing internet di smartphone cenderung memegang perangkat canggih ini lebih dekat ketimbang saat membaca buku atau surat kabar, sehingga memaksa mata bekerja lebih keras dari biasanya. Menurut penelitian yang telah dipublikasikan pada Optometry and Vision Science edisi Juli ini, jarak pandang yang dekat ditambah dengan ukuran huruf yang kecil pada smartphone, bisa menambah beban pada orang yang sudah memakai kacamata atau lensa kotak. "Faktanya orang yang memegang smartphone pada jarak dekat berarti mata harus bekerja jauh lebih sulit untuk fokus. Mata harus bekerja lebih keras bisa membuat gejala seperti sakit kepala dan ketegangan mata," jelas Dr. Mark Rosenfield, seorang profesor di SUNY State College of Optometry di New York City, seperti dilansir Healthday, Senin (25/7/2011). Dr. Rosenfield juga mengatakan SMS dan web browsing pada smartphone dapat membuat mata kering, ketidaknyamanan dan penglihatan kabur setelah penggunaan jangka panjang. Penelitian sebelumnya juga menemukan bahwa sampai 90 persen orang yang menggunakan komputer mengalami masalah mata. Dr. Rosenfield mendapatkan ide penelitian ini karena sering melihat orang di atas kereta yang menggunakan smartphone sangat dekat dengan mata mereka. Mengingat semakin banyak orang dewasa dan anak-anak yang menggunakan smartphone untuk menulis dan menerima pesan atau mencari review restoran, masuk akal untuk mengukur persis seberapa dekat orang-orang memegang ponsel mereka. Penelitian ini relatif sederhana. Pada tahap awal, sekitar 130 relawan dengan usia rata-rata 23,2 tahun diminta untuk memegang smartphone saat membaca pesan teks. Dalam percobaan yang berbeda, 100 peserta dengan rata-rata usianya 24,9 tahun, yang selanjutnya diminta untuk menahan smartphone mereka ketika membaca sebuah halaman web. Peneliti kemudian mengukur jarak antara perangkat dan mata serta ukuran huruf yang digunakan. "Ketika membaca teks tercetak di koran, buku dan majalah, jarak kerja rata-rata mendekati 16 inci (40 cm) dari mata, tapi relawan penelitian yang mengirim pesan teks dengan smartphone rata-rata hanya sekitar 14 inci (35,5 cm). Pada beberapa orang bahkan sedekat 7 inci (18 cm)," jelas Dr. Rosenfield. Sedangkan saat melihat halaman web, jarak kerja rata-rata adalah 12,6 inci (32 cm). "Font (huruf) pada pesan teks cenderung sedikit lebih besar, rata-rata sekitar 10 persen dari huruf mencetak koran, tapi huruf halaman web hanya 80 persen ukuran cetak koran dan dalam beberapa kasus bahkan sekecil 30 persen," kata Rosenfield. "Tapi ada cara sederhana bagi pecandu smartphone untuk meminimalkan ketegangan mata, yaitu dengan meningkatkan atau memperbesar ukuran huruf pada perangkat Anda," saran Dr. Scott MacRae, profesor ilmu oftalmologi dan visual yang juga ahli bedah mata di University of Rochester Medical Center. 

Sumber http://www.detikhealth.com/read/2011/07/25/123103/1688638/763/smartphone-bisa-bikin-mata-cepat-rusak

Saat Pagi Hari Tubuh Terlihat Lebih Langsing

Saat Pagi Hari Tubuh Terlihat Lebih Langsing

img (Foto: thinkstock)
Setiap orang terutama perempuan pasti ingin terlihat langsing. Tanpa disadari seseorang akan terlihat lebih langsing saat pagi hari. Kenapa bisa begitu? Studi menunjukkan bahwa seseorang tidak hanya terlihat lebih langsing di pagi hari, tapi ia benar-benar mengalami penurunan berat badan. Hal ini karena saat tidur tubuh tetap membakar kalori. Saat tidur tubuh akan memproses makanan dan minuman yang dikonsumsi sebelum ia tidur. Makanan dan minuman ini akan dimetabolisme dalam tubuh menjadi bagian yang lebih kecil dan dikeluarkan melalui pernapasan, keringat atau buang air kecil di malam hari. Selain itu tidur juga meningkatkan proses metabolisme di dalam tubuh yang membuat nilai IMT (Indeks Massa Tubuh) menurun. Nilai IMT yang terlalu besar bisa menjadi faktor risiko dari suatu penyakit. Dr Margaret Polaneczky menuturkan sekitar 80 persen penurunan berat badan yang terjadi selama orang tidur berasal dari pengurangan jumlah air yang ada di dalam tubuh, seperti dikutip dari Livestrong, Selasa (26/7/2011). Seberapa banyak berat badan yang hilang di malam hari berkaitan dengan jumlah waktu yang dihabiskan dalam tidur gelombang pendek (short wave sleep). Periode dari tidur gelombang pendek ini dipicu oleh peningkatan latihan dan aktivitas di siang hari. Tidur juga memberikan kesempatan bagi tubuh untuk menyeimbangkan dirinya sendiri termasuk memproses dan menghilangkan air yang tertahan (retensi air) terutama jika seseorang terlalu banyak mengonsumsi makanan asin. Saat pagi hari juga diyakini dapat membuat seseorang terlihat lebih tinggi sehingga berkontribusi terhadap penampilan seseorang yang menjadi lebih ramping sumber 

http://www.detikhealth.com/read/2011/07/26/070615/1689280/766/saat-pagi-hari-tubuh-terlihat-lebih-langsing

Sakit Kepala Setelah Naik Tangga Bisa Jadi Tanda Anemia

Sakit Kepala Setelah Naik Tangga Bisa Jadi Tanda Anemia

img (Foto: thinkstock)
Naik tangga merupakan aktivitas yang mungkin dilakukan sehari-hari, tapi bagi beberapa orang ada yang merasa pusing setelahnya. Ternyata pusing atau sakit kepala setelah naik tangga bisa menjadi tanda anemia. Dalam kebanyakan kasus, sakit kepala setelah naik tangga biasanya tidak membutuhkan perhatian yang serius. Namun jika kejadian ini terus berulang, kemungkinan menjadi sinyal dari suatu kondisi medis yang mendasari salah satunya adalah anemia. Anemia merupakan kondisi yang ditandai dengan jumlah sel darah merah yang menurun dalam darah atau bisa juga disebabkan oleh jumlah sel darah merah yang melebihi normal. Sel darah merah ini befungsi membawa oksigen ke otak dan juga organ tubuh lainnya, jika jumlahnya berkurang maka ada bagian tubuh termasuk otak yang tidak mendapat oksigen dengan cukup. Ketika menaiki anak tangga tubuh termasuk otak membutuhkan lebih banyak oksigen. Tapi jika seseorang mengalami anemia asupan oksigen akan lebih sedikit, jika terus dipaksakan akan membuat seseorang merasa pusing atau sakit di bagian kepala, seperti dikutip dari Livestrong, Jumat (30/12/2011). Selain anemia, rasa sakit di kepala ini juga bisa disebabkan oleh tekanan darah rendah karena detak jantung di bawah normal. Ketika seseorang berdiri atau menaiki tangga, tekanan darah akan meningkat untuk memompa lebih banyak darah ke seluruh tubuh. Namun jika seseorang punya penyakit darah rendah maka tubuh tidak bisa memompa darah untuk mencukupi kebutuhan yang berakibat munculnya sakit kepala saat naik tangga atau setelahnya. Kondisi lain yang bisa menjadi penyebab adalah kadar gula darah rendah (hipoglikemia), karena tubuh kekurangan gula yang menjadi sumber utama bahan bakar terutama otak. Jika disebabkan oleh kadar gula darah rendah, ras asakit di kepala kadang disertai dengan pelinghatan yang kabur. Sedangkan kondisi lain yang bisa menjadi penyebab munculnya sakit kepala setelah naik tangga adalah sirkulasi udara yang buruk serta dehidrasi. 

sumber http://www.detikhealth.com/read/2011/12/30/085923/1802862/763/sakit-kepala-setelah-naik-tangga-bisa-jadi-tanda-anemia

Suka Menyalahkan Orang Lain Tandanya Otak Sedang Kelelahan

img 

  foto: Thinkstock

Ketika segala sesuatu berjalan tidak sesuai rencana, beberapa orang cenderung mudah menyalahkan orang lain sebagai pemicunya. Tidak selalu berarti orang tersebut galak, kadang-kadang itu terjadi karena hanya otaknya sedang kelelahan. Sebuah penelitian di University of Arkansas mengungkap, penyebab utama orang mengalami kelelahan otak adalah kurang tidur. Rasa kantuk bisa mengganggu koordinasi saraf, sehingga fungsi otak mengalami kemunduran yang sifatnya temporer atau sementara. Hal ini teramati pada sekelompok mahasiswa yang menjadi obyek penelitian tersebut, khususnya saat bersama-sama dalam sebuah kepanitiaan menggelar suatu acara. Mahasiswa dengan level stres yang tinggi cenderung menyalahkan teman-temannya saat terjadi kesalahan. David Mastin, seorang profesor psikologi yang memimpin penelitian tersebut mengatakan kondisi itu merupakan salah satu efek samping yang ditimbulkan oleh rasa kantuk. Kelelahan otak saat mengantuk membuat orang mudah tersinggung, suasana hati gampang berubah dan suka protes. "Dampak dari rasa kantuk sangat mengganggu, salah satunya karena membuat otak sulit membuat keputusan yang baik," ungkap Prof Mastin dalam laporannya yang dimuat di jurnal SLEEP edisi pekan lalu seperti dikutip dari MSNBC, Rabu (20/7/2011). Kesimpulan ini dibenarkan oleh salah seorang partisipan yang terlibat dalam penelitian, Sherri Williams yang merupakan mahasiswa doktoral tahun pertama di Syracuse University. Kurang lebih setekan sebelumnya, Sherri mengalami sendiri bagaimana ia marah pada dunia. Suatu hari dalam hidupnya, segala sesuatu tampak salah lalu ia kehilangan kontrol emosi dan mulai menyalahkan orang-orang di sekitarnya. Pada malam sebelumnya, ia memang bergadang untuk menyelesaikan tugas kuliah yang harus dikumpulkan hari berikutnya. "Semuanya bikin saya mara, termasuk tagihan telepon dan TV yang membengkak. Belakangan saya sadar, hampir tiap hari saya terjaga selama 27 jam. Bukan lagi 24 jam saking jarangnya saya tidur," ungkap Sherri yang saat ini berusia 38 tahun. Menurut Prof Mastin, solusi untuk mengatasi kelelahan otak sama sekali tidak sulit. Ia mencontohkan sebuah tradisi sehat di Amerika Latin, yakni warganya jarang marah-marah karena sejak kecil dibiasakan tidur siang untuk memulihkan kebugaran otak  sumber 

http://www.detikhealth.com/read/2011/07/20/095259/1684850/763/suka-menyalahkan-orang-lain-tandanya-otak-sedang-kelelahan?lbbank