SEJARAH Hari Valentine 1
Menurut
tarikh kalender Athena kuno, periode antara pertengahan Januari dengan
pertengahan Februari adalah bulan Gamelion, yang dipersembahkan kepada
pernikahan suci Dewa Zeus dan Hera. Di Roma kuno, 15 Februari adalah
hari raya Lupercalia, sebuah perayaan Lupercus, dewa kesuburan, yang
dilambangkan setengah telanjang dan berpakaian kulit kambing. Sebagai
ritual penyucian, para pendeta Lupercus meyembahkan korban kambing
kepada dewa dan kemudian setelah minum anggur, mereka akan berlari-lari
di jalanan kota Roma sambil membawa potongan kulit domba dan menyentuh
siapa pun yang mereka jumpai dijalan. Sebagian ahli sejarah mengatakan
ini sebagai salah satu sebab cikal bakal hari valentine.
Sejarah Hari Valentine 2
Menurut
Ensiklopedi Katolik, nama Valentinus diduga bisa merujuk pada tiga
martir atau santo (orang suci) yang berbeda yaitu di bawah ini:

pastur di Roma

uskup Interamna (modern Terni)

martir di provinsi Romawi Afrika.
Hubungan
antara ketiga martir ini dengan hari raya kasih sayang (valentine)
tidak jelas. Bahkan Paus Gelasius I, pada tahun 496, menyatakan bahwa
sebenarnya tidak ada yang diketahui mengenai martir-martir ini namun
hari 14 Februari ditetapkan sebagai hari raya peringatan santo
Valentinus. Ada yang mengatakan bahwa Paus Gelasius I sengaja menetapkan
hal ini untuk mengungguli hari raya Lupercalia yang dirayakan pada
tanggal 15 Februari.
Sisa-sisa kerangka yang digali
dari makam Santo Hyppolytus, diidentifikasikan sebagai jenazah St.
Valentinus. Kemudian ditaruh dalam sebuah peti dari emas dan dikirim ke
gereja Whitefriar Street Carmelite Church di Dublin, Irlandia. Jenazah
ini telah diberikan kepada mereka oleh Paus Gregorius XVI pada tahun
1836. Banyak wisatawan sekarang yang berziarah ke gereja ini pada hari
Valentine (14 Februari), di mana peti dari emas diarak dalam sebuah
prosesi dan dibawa ke sebuah altar tinggi. Pada hari itu dilakukan
sebuah misa yang khusus diadakan dan dipersembahkan kepada para
muda-mudi dan mereka yang sedang menjalin hubungan cinta.
Hari
raya ini dihapus dari kalender gerejawi pada tahun 1969 sebagai bagian
dari sebuah usaha yang lebih luas untuk menghapus santo-santo yang
asal-muasalnya tidak jelas, meragukan dan hanya berbasis pada legenda
saja. Namun pesta ini masih dirayakan pada paroki-paroki tertentu.
Sejarah Hari Valentine 3
Catatan
pertama dihubungkannya hari raya Santo Valentinus dengan cinta romantis
adalah pada abad ke-14 di Inggris dan Perancis, di mana dipercayai
bahwa 14 Februari adalah hari ketika burung mencari pasangan untuk
kawin. Kepercayaan ini ditulis pada karya sastrawan Inggris Pertengahan
bernama Geoffrey Chaucer. Ia menulis di cerita Parlement of Foules
(Percakapan Burung-Burung) bahwa:
For
this was sent on Seynt Valentyne's day (Bahwa inilah dikirim pada hari
Santo Valentinus) When every foul come there to choose his mate (Saat
semua burung datang ke sana untuk memilih pasangannya.
Pada
jaman itu bagi para pencinta sudah lazim untuk bertukaran catatan pada
hari valentin dan memanggil pasangan Valentine mereka. Sebuah kartu
Valentine yang berasal dari abad ke-14 konon merupakan bagian dari
koleksi naskah British Library di London. Kemungkinan besar banyak
legenda-legenda mengenai santo Valentinus diciptakan pada jaman ini.
Beberapa di antaranya bercerita bahwa:

Sore hari sebelum santo Valentinus akan mati sebagai martir (mati
syahid), ia telah menulis sebuah pernyataan cinta kecil yang
diberikannya kepada sipir penjaranya yang tertulis "Dari Valentinusmu".

Ketika serdadu Romawi dilarang menikah oleh Kaisar Claudius II, santo
Valentinus secara rahasia membantu menikahkan mereka diam-diam.
Pada kebanyakan versi legenda-legenda ini, 14 Februari dihubungkan dengan keguguran sebagai martir.
Sejarah Hari Valentine 4
Kisah
St. Valentine Valentine adalah seorang pendeta yang hidup di Roma pada
abad ke-III. Ia hidup di kerajaan yang saat itu dipimpin oleh Kaisar
Claudius yang terkenal kejam. Ia sangat membenci kaisar tersebut.
Claudius berambisi memiliki pasukan militer yang besar, ia ingin semua
pria di kerajaannya bergabung di dalamya.
Namun
sayangnya keinginan ini tidak didukung. Para pria enggan terlibat dalam
peperangan. Karena mereka tak ingin meninggalkan keluarga dan kekasih
hatinya. Hal ini membuat Claudius marah, dia segera memerintahkan
pejabatnya untuk melakukan sebuah ide gila.
Claudius
berfikir bahwa jika pria tidak menikah, mereka akan senang hati
bergabung dengan militer. Lalu Claudius melarang adanya pernikahan.
Pasangan muda saat itu menganggap keputusan ini sangat tidak masuk akal.
Karenanya St. Valentine menolak untuk melaksanakannya.
St.
Valentine tetap melaksanakan tugasnya sebagai pendeta, yaitu menikahkan
para pasangan yang tengah jatuh cinta meskipun secara rahasia. Aksi ini
akhirnya diketahui oleh kaisar yang segera memberinya peringatan, namun
ia tidak menggubris dan tetap memberkati pernikahan dalam sebuah kapel
kecil yang hanya diterangi cahaya lilin.
Sampai pada
suatu malam, ia tertangkap basah memberkati salah satu pasangan.
Pasangan tersebut berhasil melarikan diri, namun malang St. Valentine
tertangkap. Ia dijebloskan ke dalam penjara dan divonis hukuman mati
dengan dipenggal kepalanya. Bukannya dihina oleh orang-orang, St.
Valentine malah dikunjungi banyak orang yang mendukung aksinya itu.
Mereka melemparkan bunga dan pesan berisi dukungan di jendela penjara
dimana dia ditahan.
Salah satu dari orang-orang yang
percaya pada cinta kasih itu adalah putri penjaga penjara sendiri. Sang
ayah mengijinkan putrinya untuk mengunjungi St. Valentine. Tak jarang
mereka berbicara lama sekali. Gadis itu menumbuhkan kembali semangat
sang pendeta. Ia setuju bahwa St. Valentine telah melakukan hal yang
benar alias benul eh betul.
Pada hari saat ia
dipenggal alias dipancung kepalanya, yakni tanggal 14 Februari gak tahu
tahun berapa, St. Valentine menyempatkan diri menuliskan sebuah pesan
untuk gadis putri sipir penjara tadi, ia menuliskan Dengan Cinta dari
Valentinemu.
Pesan itulah yang kemudian mengubah
segalanya. Kini setiap tanggal 14 Februari orang di berbagai belahan
dunia merayakannya sebagai hari kasih sayang. Orang-orang yang merayakan
hari itu mengingat St. Valentine sebagai pejuang cinta, sementara
kaisar Claudius dikenang sebagai seseorang yang berusaha mengenyahkan
cinta.
(dari berbagai sumber)